Header Ads

Penyuluh Gondokusuman Kultum “Bila Malu Sudah Tiada”

Penyuluh Gondokusuman Sampaikan Kultum “Bila Malu Sudah Tiada” 


Yogyakarta (KUA Gondokusuman) Senin, 15 Juli 2024, Penyuluh Agama Islam KUA Kemantren Gondokusuman Bapak Kusmanto, S.Ag menyampaikan kultum ba’da Asyar di Mushalla Al-Ikhlas Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta.

Jamaah yang merupakan ASN Kemenag Kota Yogyakarta sangat khusu’ mendengarkan materi kultum yang disampaikan dengan tema “Bila Malu Sudah Tiada” Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa malu merupakan salah satu sifat terpuji yang bisa mengendalikan orang yang memilikinya dari perbuatan perbuatan yang tidak sepatutnya dilakukan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْحَيَاءُ لَا يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ

“Rasa malu itu hanya mendatangkan kebaikan.” (HR. Bukhari dan

Muslim dari ‘Imron bin Hushain)

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ قَالَ أَوْ قَالَ

الحياء كُلُّهُ خَيْرٌ

Rasulullah bersabda, “Rasa malu adalah kebaikan seluruhnya atau rasa malu seluruhnya adalah kebaikan.” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Iman itu terdiri dari 70 sekian atau 60 sekian cabang. Cabang iman yang paling utama adalah ucapan la ilaha illalloh. Sedangkan cabang iman yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari tempat berlalu lalang. Rasa malu adalah bagian dari iman.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Suatu ketika Nabi menjumpai seorang yang sedang mencela dia sangat pemalu, Nabi lantas saudaranya karena bersabda, “Biarkan dia karena rasa malu itu bagian dari iman.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Menurut penuturan Imam Ibnul Qoyyim, alhaya’ (rasa malu) diambil dari kata-kata hayat (kehidupan). Sehingga kekuatan rasa malu itu sebanding lurus dengan sehat atau tidaknya hati seseorang. Berkurangnya rasa malu merupakan pertanda dari matinya hati dan ruh orang tersebut. Semakin sehat suatu hati maka akan makin sempurna rasa malunya.[Arifin]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.